TUGAS MANAJER YANG BAIK
NAMA : NOVIASARI
NIM : 11160683
DOSEN : SEPTIA LUTFI, S .Kom, M. Kom.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang
atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Manajer Yang Baik. Dalam Penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. pengertian manajer
B. tugas manajer
C. keahlian manajer
D. manajer yang baik
E. ciri ciri manajer yang profesional
F. cara menciptakan manajer SDM yang profesional
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
A.
LATAR BELAKANG
Guna menentukan apa
saja yang perlu diketahui oleh seorang manajer dan keterampilan-keretampilan
apa yang perlu dimilikinya kita perlu menganalisis pekerjaan manajemen. “apakah
yang sebenarnya dilakukan oleh seorang manajer?” salah satu jawaban atas
pernyataan yang diajukan adalah: “Seseorang manajer mengorganisasi
sumber-sumber daya yang tersedia padanya (didalamnya temasuk: manusia – uang,
serta aktiva lain seperti, misalnya tanah serta peralatan) guna mencapi
sasaran-sasaran tertentu dan biasanya ia juga bertugas untuk menerapkan
sasaran-sasaran tersebut. Seorang manajer mengembangkan tugas menjamin ketersediaan,
keakuratan, dan keamanan informasi serta pengaturan organisasi yang baik serta
yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuan sekaligus meningkatkan
eksistensi organisasi di tengah-tengah lingkungannya.
Salah satu tugas atau
peran manajer yaitu harus bisa mengendalikan konflik dalam organisasi yang
dipimpinnya sehingga setiap konflik itu dapat diselesaikan dengan baik dan
tidak ada yang merasa dirugikan. Dalam menjalankan tugasnya manajer disyaratkan
mempunyai kemampuan multidisiplin, antara lain: teknologi, bisnis, manajemen,
dan kepemimpinan. Kemampuan seperti ini harus dimiliki oleh seorang manajer.
Apalagi, tantangan manajer tidaklah ringan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
keterangan pendahuluan diatas maka permasalahan yang timbul berupa :
1.
Pengertian
beserta tingkatan dari manajer
2.
Peran,
fungsi dan tugas manajer beserta etika manajer
3.
Bagaimana
masalah dan keahlian manajer
4.
Pengertian
manajer yang baik
5.
Ciri-ciri
dan karakteristik manajer yang profesional
6.
Cara
menciptakan manajer SDM yang profesional
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
MANAJER
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), manajer adalah (1) orang yang mengatur
pekerjaan atau kerjasama diantara berbagai kelompok atau sejumlah orang untuk
mencapai sasaran. (2) orang yang berwenang dan bertanggung jawab membuat
rencana, mengatur, memimpin, dan mengendalikan pelaksanaanya untuk mencapai
sasaran tertentu.
Menurut Oxford
Learner’s Pocket Dictionary: Third Edition (Oxford
University Press), Manager (n) person who organizes a business, sports
team, etc. (Orang yang mengorganisir bisnis, tim olahraga, dan
lain-lain.
Menurut Wikipedia
Indonesia, Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Menurut Robert tanembaum, manajer adalah
sesorang yang mengarahkan orang laindan bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut. Pemimpin adalah mereka
yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasi, mengarahkan dan
mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian
pekerjaan dikoordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
manajer adalah
seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai tujuan/sasaran organisasi.
1. Tingkatan Manajer
Piramida jumlah
karyawan pada sebuah organisasi dengan struktur tradisional, berdasarkan
tingkatnya. Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering
dikelompokkan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer
lini pertama (biasanya digambarkan dalam bentuk piramida, dimana jumlah
karyawan lebih besar dibagian bawah daripada di bagian puncak). Berikut ini
adalah tingkatan manajer mulai dari bawah ke hingga ke atas.
·
Manajemen
lini pertama (first-line management), dikenal
pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling
rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang
terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor),
manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor
(foreman).
·
Manajemen tingkat menengah (middle management),
mencakup semua manajemen yang berada diantara lini pertama dan manajemen
puncak. Dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk
manajer menengah diantaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik,
atau manajer divisi.
·
Manajemen puncak (top management, dikenal pula dengan
istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan stratigi
perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top
manajemen adalah CEO (Chif Executive Officer), CIO (Chief Information Officer),
dan CFO (Chief Financial Officer).
Tingkatan manajer
Meskipun demikian,
tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan
bentuk piramida tradisioanal ini. Misalnya pada organsasi yang lebih fleksibel
dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu
berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan permintaan
pekerjaan.
2. Manajer
fungsional dan manajer umum
Definisi dan Pengertian
Manajer Fungsional (Functional Manager) dan Manajer Umum (General Manager)
Manajer
Fungsional / Functional Manager
Manajer fungsional
adalah manajer yang memiliki tanggung jawab pada satu bagian fungsional
perusahaan atau organisasi saja dan tidak ikut campur pekerjaan fungsional pada
bagian lain.
Contohnya adalah seperti
manajer keuangan, manajer pemasaran, manajer akuntansi, manajer operasional,
manajer hrd, dan banyak lagi contoh lainnya.
Manajer
Umum / General Manager
Manajer umum adalah
manajer yang memiliki tanggung jawab seluruh bagian/fungsional pada suatu
perusahaan atau organisasi. Manajer umum memimpin beberapa unit bidang fungsi
pekerjaan yang mengepalai beberapa atau seluruh manajer fungsional. Pada
perusahaan yang berskala kecil mungkin cukup diperlukan satu orang manajer
umum, sedangkan pada perusahaan atau organisasi yang berkaliber besar biasanya
memiliki beberapa orang manajer umum yang bertanggung-jawab pada area tugas
yang berbeda-beda.
B. TUGAS
MANAJER
Tugas seorang manajer
diantaranya:
PERENCANAAN
(PLANNING)
Tugas pertama seorang
manajer adalah memutuskan apa yang ingin dicapainya. Maksudnya mencapai tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang dari organisasinya.
PENGORGANISASIAN
(ORGANIZING)
Sasaran-sasaran dan
pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menunjukkan jumlah orang yang
diperlukan serta keterampilan-keterampilan yang diperlukan mereka – maksudnya:
posisi-posisi yang perlu diisi serta kualifikasi-kualifikasi yang perlu
dimiliki orang untuk menduduki posisi tersebut.
Dalam hal
mengorganisasi: pihak manajer memutuskan pekerjaan-pekerjaan mana yang harus
diisi serta tugas-tugas dan tanggung jawab ynag berkaitan dengan masing-masing
pekerjaan. Tetapi pekerjaan yang dilaksanakan oleh para anggota organisasi yang
bersangkutan berkaitan erat satu sama lain; maka oleh karena itu diperlukan
koordinasi tertentu.
PENGKOORDINASIAN
(COORDINATION)
Coordination
sesungguhnya merupakan suatu bagian esensial dari “ORGANIZATION”. Dan cara
mengkoordinasikan paling umun adalah: menyediakan atasan bersama untuk
pekerja-pekerja yang pekerjaan mereka salaing berkaitan.
PENEMPATAN
KARYAWAN (STAFFING)
Dalam bidang
pengorganisasian, manajer yang bersangkutan menentukan posisi-posisi dan ia
memutuskan siapa saja yang menduduki posisi tersebut. Dalam aktivitas
“STAFFING” ia berupaya menemukan orang yang tepat untuk
masing-masing pekerjaan.
Sebuah perusahaan yang
mapan, sudah tentu memiliki organisasi tertentu dan orang-orang yang mengisi
posisi-posisi tersebut. Tetapi, baik organisasi maupun “STAFFING” merupakan
aktivitas-aktivitas yang berkelanjutan. Waktu sebuah perusahaan tumbuh, atau
memasuki bidang-bidang baru, perlu diciptakan dan diisi posisi-posisi baru, dan
ada kalanya perlu seluruh struktur organisasi diubah. dan aktifitas “STAFFING”
tidak mungkin dilakukan sekali saja. oleh karena itu, orang-orang senantiasa
menunggalkan organisasi yang bersangkutan atau adakalanya mereka diberhentikan,
kadang-kadang ada yang pensiun dan ada pula yang meninggal dunia.
MEMBERIKAN
ARAH/PENGARAHAN (DIRECTION)
Manajemen kadang-kadang
dinyatakan orang sebagai: “THE MANAGEMENT OF PEOPLE, NOT THINGS”. Pernyatan
tersebut mengandung makna bahwa sang mnajer hanya perlu menggerakkan
orang-orang lain sesuai dengan keinginan. Manajemen manusia, mengarahkan pihak
bawahan merupakan bagian penting dari tugas manajerial.
DIRECTION bukan saja
berarti menyatakan kepada orang-orang apa yang harus dilakukan mereke, tetapi
pula:
·
Memastikan
bahwa meraka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dalam setiap situsi
dan,
·
Membantu
mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan mereka.
Hal yang sangat penting
adalah: bahwa direction juga mencakup upaya untuk mengembangkan moril baik agar
bawahan bersedia memberikan “segala-galanya” dan bukan sekedar bekerja asal
bekerja.
PENGAWASAN
(CONTROL)
Dalam hal melaksanakan
aktivitas-aktivitas “DIRECTING” sang manajer menerangkan kepada karyawannya apa
yang harus dilakukan mereka dan ia membantu meraka untuk melaksanakan tugas
sebaik mungkin dalam aktivitas “CONTROLLING” ia menentukan kemajuan bagaimana
telah dicapai dalam hal menuju ke arah sasaran-sasaran. Ia perlu mengetahui apa
yang sedang terjadi, sehingga ia dapat segera melakukan intervensi dan mengubah
prosedur-prosedur apabila perubahan-perubahan demikian dianggap perlu untuk
mencapai sasaran-sasaran.
INOVASI
(INOVASION)
Inovasi pada dasarnya
perlu dimasukkan ke dalam fungsi manajemen. Pada dasarnya, inovasi terdiri dari
tindakan-tindakan mengembangkan cara-cara baru yang lebih baik untuk
melaksanakan pekerjaan. Seseorang manajer dapat menghasilkan ide-ide baru
mengkombinasikan ide-ide lama menjadi ide-ide baru, dan mengadaptasikan mereka
sesuai dengan kebutuhan atau mungkin ia dapat bertindak
sebagai katalisator guna mengembangkan serta menerapkan
inovasi-inovasi.
REPRESENTASI
(REPRESENTATION)
Akhirnya tugas seorang
manajer mencakup tugas mewakili organisasinya dalam menghadapi
kelompok-kelompok luar:
·
Badan-badan
pemerintahan
·
Lembaga-lembaga
finansial
·
Perusahaan-perusahaan
lain
·
Para
pemasok ( para “suppliers”)
·
Para
pembeli dan
·
Publik umum
Para manajer juga perlu
mempertimbangkan kepentingan para pegawai, para pembeli, pihak pemerintah, dan
masyarakat sewaktu mereka mengambil keputusan-keputusan.
Kepentingan-kepentingan kelompok tersebut harus diperhatikan oleh mereka karena
apabila hal tersebut tidak dilakukan perusahaan akan mengalami
akibat-akibatnya.
Contoh:
Apabila para karyawan
merasa bahwa upah/gaji mereka terlampau rendah, maka mereka akan meninggalkan
perusahaan dalam jumlah besar. Mereka yang masih ada dilingkungan perusahaan
yang bersangkutan akan bekerja setengah hati.
Keinginan para pembeli,
pihak pemerintah dan juga masyarakat amat penting. Maka oleh karnanya para
manajer harus mengimbangkan kepentingan semua kelompok yang diwakili oleh
mereka, sewaktu mereka mengambil keputusan-keputusan.
Gambar berikut
memperjelas pernyatan yang dikemukakan!
Tanggung jawab
manajemen
Menurut Sugiyanto
Wiryoputrao dalam buku "Dasar-dasar Manajemen", yang menjadi
tugas atau pekerjaan dari manajer itu adalah sebagai berikut :
1. Kepala
dalam organisasi.
2. Pemimpin
dalam organisasi.
3. Wakil
organisasi dalam bertindak keluar.
4. Penerima
informasi.
5. Penerjemah
informasi untuk disampaikan kepada bawahan.
6. Juru
bicara atau humas organisasi.
7. Wirausaha.
8. Penangkal
gangguan organisasi.
9. Pembagi
sumber daya dalam organisasi.
10. Negosiator
bagi organisasi.
C. FUNGSI
DAN PERAN MANAJER
a. Fungsi
seorang manajer adalah:
1) Memahami
visi dan misi perusahaan.
2) Harus
menjabarkan visi dan misi tersebut kepada tujuan.
·
Tujuan
dirumuskan dengan dua dasar:
a) Visi
dan misi
b) Antisipasi
(memperkirakan) tentang masa depan
·
tujuan
harus memenuhi empat syarat:
a) Measurable (dapat
diukur), ada data-data dan angka-angka
b) Chalenging (menentang),
tidak boleh mudah dicapai sehingga motivasi kerja akan dapat dibangkitkan.
c) Realistis (dapat
diwujudkan), sesuai dengan kemampuan
d) Time
frame (jangka waktu).
3) Merumuskan
tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai (membuat planatau
rencana).
4) Melakukan
usaha untuk menyediakan resources dalam melaksanakan plan yang
telah dibuat.
5) Memimpin
pelaksanaan rencana agar para pegawai bekerja dapat dengan motivasi yang
tinggi.
6) Mengendalikan
pelaksanaan kegiatan serta penggunaan resources agar rencana
yang dibuat dapat berjalan sebagaimana mestinya.
7) Bersiap
untuk menghadapi kontingensi (bersiap untuk menhadapi hal-hal
yang diluar perkiraan.
b. Peran
seorang manajer adalah:
Peran dari seorang
manajer (Management Role) antara lain adalah sebagai berikut:
1. Interpersonal
Role
Manajer harus bisa
mempunyai peran berhubungan dengan pihak-pihak lain.
o Figur
Head : manajer harus bisa mewakili unit yang dipimpinnya.
o Leader:
manajer harus bisa memimpin bawahannya secara efektif.
o Liaison:
manajer bisa menjadi penghubung dengan unit/organisasi yang lain.
2. Informational
Role (peran informasi)
o Monitoring:
manajer harus bisa berperan memonitor kegiatan-kegiatan unit yang dipimpinnya
dalam rangka aktivitas produksi dan pengumpulan data.
o Disseminator:
manajer harus berperan menyampaikan informasi yang dikumpulkanya kepada pihak
yang membutuhkannya.
o Spoke
person : manajer harus berperan menyampaikan kebijakan/keputusan pimpinanya
yang lebih tinggi kepada bawahan yang dipimpinnya dengan cara yang mudah
dimengerti (bisa menyampaikan keinginan, aspirasi, dan usul kepada pimpinan).
3. Decision
Making
Manajer harus berperan
mengambil keputusan dari persoalan-persoalan yang muncul di unit organisasi
yang dipimpinya. Setiap keputusan mengandung resiko yang harus diperhitungkan.
Tetapi, seorang manajer tidak boleh mundur untuk mengambil keputusan.
o Enterperneur
(pengusaha) : manajer harus berperan melihat peluang-peluang yang muncul,
mengambil keputusan untuk memanfaatkan peluang-peluang tersebut bagi
organisasi/unit yang dipimpinya.
o Disturbance
Handler : manajer harus berperan mengambil keputusan untuk mengatasi
gangguan-gangguan.
o Resource
Allocator : manajer harus berperan mengambil keputusan alokasi sumber daya.
o Negotiator
: manajer harus berperan mengambil keputusan dalam berunding dengan unit-unit
yang lain.
Menurut Sugiyanto
Wiryoputro peran dari manajer, yang disadurnya dari Ranupandojo, yaitu sebagai
berikut :
1. Sebagai
produser.
2. Sebagai
administrator.
3. Sebagai
entrepreneur.
4. Sebagai
integrator.
Henry Mintzberg,
seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang
dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokkan kesepuluh
peran itu ke dalam tiga kelompok.
1. Peran
antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat
seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak
buah, pemimpin, dan penghubung.
2. Peran
informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi,
serta peran sebagai juru bicara.
3. Peran
pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah
masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian
menyimpulkan bahwa secara garis besar aktivitas yang dilakukan oleh manajer
adalah berinteraksi dengan orang lain.
D. MASALAH
(PROBLEM) MANAJER
Masalah
dari seorang manajer adalah:
1. Para
manajer selalu menghadapi ketidakpastian tentang masa depan.
2. Selalu
menghadapi masalah keterbatasan sumber daya.
Untuk menghadapi problem tersebut, kita bisa
menggunakan satu dari tiga pendekatan berikut :
·
Enterpreneur
Approach (pendekatan kewirausahaan).
Ciri :
intuitif dan agresif
Hasilnya
sangat tergantung pada ketepatan filingnya (resikonya lebih tinggi).
·
Adaptif
Approach (pendekatan penyesuaian).
Ciri :
konservatif dan menunggu situasi berkembang
Hasil dari pendekatan ini adalah tanpa pola dan
perusahaan selalu menjadi follower.
·
Planning
Approach (pendekatan perencanaan).
Ciri :
menggunakan pendekatan yang struktur dan sistematis
Hasil dari pendekatan ini adalah pertumbuhan yang
terencana.
E. KEAHLIAN
(SKILL) MANAJER
Robert L. Katz pada
tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga
keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
a. Keterampilan
konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas
(top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan
gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut
kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan
gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja
yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning.
Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk
membuat rencana kerja.
b. Keterampilan
berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan
konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi
atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan
kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer
terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif,
bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian
mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi
diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
c. Keterampilan
teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada
umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat
kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga
keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar
yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1. Keterampilan
manajemen waktu.
Merupakan keterampilan
yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang
dimilikinya secara bijaksana. Waktu yang dimiliki merupakan aset berharga, dan
menyia-nyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas
perusahaan.
2. Keterampilan
membuat keputusan.
Merupakan kemampuan
untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya.
Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer,
terutama bagi kelompok manajer atas (top manager).
Griffin mengajukan tiga
langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus
mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk
menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada
dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus
mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
F. ETIKA
MANAJERIAL
Etika manajerial adalah
standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Ada tiga kategori
klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:
1. perilaku
terhadap karyawan
Kategori ini meliputi
aspek perekrutan, pemecatan, kondisi upah, dan kerja, serta ruang pribadi dan
penghormatan. pedoman etis dan hukum mengemukakan bahwa keputusan perekrutan dan
pemecatan harus didasarkan hanya pada kemampuan untuk melakukan pekerjaan.
perilaku yang secara umum dianggap tidak etis dalam kategori ini misalnya
mengurangi upah pekerja karena tahu pekerja itu tidak bisa mengeluh lantaran
takut kehilangan pekerjaannya.
2. perilaku
terhadap organisasi
Permasalahan etika juga
terjadi dalam hubungan pekerja dengan organisasinya. masalah yang terjadi
terutama menyangkut tentang kejujuran, konflik kepentingan, dan kerahasiaan.
masalah kejujuran yang sering terjadi di antaranya menggelembungkan anggaran atau
mencuri barang milik perusahaan. konflik kepentingan terjadi ketika seorang
individu melakukan tindakan untuk menguntungkan diri sendiri, namun merugikan
atasannya. misalnya, menerima suap sementara itu, masalah pelanggaran etika
yang berhubungan dengan kerahasiaan di antaranya menjual atau membocorkan
rahasia perusahaan kepada pihak lain.
3. perilaku
terhadap agen ekonomi lainnya
Seorang manager juga
harus menjalankan etika ketika berhubungan dengan agen-agen ekonomi lain
seperti pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok, distributor, dan serikat
buruh.
G. PEMIMPIN
DAN MANAGER
1) Definisi
pemimpin
Definisi Pemimpin
Menurut Para Ahli Dan Dalam Beberapa Kamus Modern Diantaranya :
1). Miftha
Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983 : 255)
Pemimpin adalah
seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
2). Kartini
Kartono (1994 . 33)
Pemimpin adalah seorang
pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan
disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan.
3). Henry
Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994 : 33)
Pemimpin dalam
pengertian ialah seorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial
dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang
lain atau melalui prestise, kekuasaan, dan posisi. Dalam pengertian yang
terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan
kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/ penerimaan secara sukarela oleh
para pengikutnya.
4). Jim
Collin
Mendefinisikan pemimpin
memiliki beberapa tingkatan, terendah adalah pemimipin yang andal, kemudian
pemimpin yang menjadi bagian dalam tim, lalu pemimpin yang memiliki visi,
tingkat yang paling tinggi adalah pemimpin yang bekerja bukan berdasarkan ego
pribadi, tetapi untuk kebaikan organisasi dan bawahannya.
5). Modern
Dictionary Of Sociology (1996)
Pemimpin (leader)
adalah seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan
pengaruh dalam kelompok (a person who occupies a central role or position of
dominance and influence in a group).
6). J.I.
Brown dalam “ Psychology and the Social Order”.
Pemimpin tidak dapat
dipisahkan dengan kelompok, tetapi dapat dipandang sebagai suatu posisi yang
memiliki potensi yang tinggi dibidangnya.
7). Dr.
Phil. Astrid S. Susanto
Pemimpin adalah orang
yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap sekelompok orang banyak.
8). Ensiklopedia
Administrasi (disusun oleh staf Dosen Balai Pembinaan Administrasi Universitas
Gadjah Mada)
Pemimpin (Leader)
adalah orang yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam
suatu situasi tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai
tujuan/tujuan-tujuan tertentu.
2) Jenis
dan gaya kepemimpinan
Jenis dan macam gaya
kepemimpinan/pemimpin klasik Otoriter, demokrasi dan bebas-manajemen sember
daya manusia, antara lain:
1. Gaya
Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin
yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya
sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh
si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan
tugas yang telah diberikan.
2. Gaya
Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan
demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada
para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikut sertakan bawahan sebagai
suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan
banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya
Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini
hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara
aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
3) Perbedaan
pemimpin dan manager
Kita adalah pemimpin.
Setidaknya kita adalah pemimpin bagi diri sendiri. Ungkapan diatas tentu sering
kita dengar. Begitu juga dalam dunia bisnis, tanpa adanya pemimpin
tentu sebuah perusahaan tidak akan jalan.
Warren Bennis dalam
bukunya berjudul On Becoming Leader, menjelaskan perbedaan peran
antara manager dan pemimpin sebagai berikut :
> Manager
mengelola sedangkan pemimpin menginovasi.
> Manager
adalah tiruan sediangkan pemimpin orisinal.
> Manager
mempertahankan pemimpin mengembangkan.
> Manager
berfokus pada sistem dan struktur sedangkan pemimpin fokus kepada orang.
> Manager
bergantung kepada pengawasan sedangkan pemimpin membangkitkan kepercayaan.
> Manager
melihat jangka pendek sedangkan pemimpin melihat perspektif jangka panjang.
> Manager
bertanya kapan dan bagaimana sedangkan pemimpin bertanya apa dan mengapa.
> Manager
melihat hasil pokok sedangkan pemimpin menatap masa depan.
> Manager
meniru sedangkan pemimpin melahirkan.
> Manager
menerima status quo sedangkan pemimpin menantangnya.
> Manager
adalah prajurit yang baik sedangkan pemimpin adalah dirinya sendiri.
> Manager
melakukan hal-hal dengan benar sedangkan pemimpin melakukan hal-hal yang.
H. Manager Yang Baik
Manajer
profesional adalah harapan semua organisasi bisnis. Seorang manajer profesional
bisa membawa kemajuan bagi organisasi bisnis. Lalu apa kriteria manajer
profesional tersebut? Seorang manajer profesional setidaknya harus memenuhi beberapa
persyaratan pokok berikut ini:
a) Mempunyai
pengetahuan dan wawasan yang luas tentang bidang bisnis dan organisasi yang
ditanganinya. Syarat ini adalah syarat pokok yang harus dimiliki oleh seorang
manajer profesional. Tanpa pengetahuan dan wawasan yang luas, bagaimana bisa
manajer tersebut bisa menjalankan organisasinya secara efektif dan menghasilkan
keuntungan bagi bisnis yang dijalankannya.
b) Mempunyai
kepribadian yang baik dan tangguh sesuai dengan norma-norma yang berlaku secara
umum di masyarakat. Seorang manajer profesional harus seorang yang mempunyai
budi pekerti yang luhur. Perilaku seorang manajer harus sesuai dengan
nilai-nilai positif. Dengan demikian, sumber daya manusia yang berkualitas
adalah syarat penting yang harus dimiliki oleh seorang manajer profesional.
c) Mempunyai
pengalaman yang luas dalam bidang bisnis yang dijalankannya. Seperti kita semua
ketahui, pengalaman adalah lebih penting daripada pengetahuan. Pengetahuan
tanpa disertai dengan pengalaman yang memadai tidak akan banyak berguna dalam
menghasilkan output yang bernilai positif bagi organisasi bisnis. Pengetahuan
yang luas disertai dengan pengalaman yang luas adalah senjata utama bagi
keefektifan kerja seorang manajer profesional.
d) Mempunyai
kemampuan bersosialisasi yang baik. Tugas seorang manajer adalah mengurus
orang-orang yang ada di bawahnya. Tanpa kemampuan sosialisasi yang baik, tidak
mungkin akan tercapai suatu hubungan yang saling menguntungkan antara atasan
dan bawahan. Kemampuan sosialisasi sangat penting untuk mengarahkan bawahan
menuju tercapainya tujuan organisasi.
e) Mempunyai
kemampuan manajerial yang memadai. Kemampuan manajerial adalah pengetahuan
utama yang harus dimiliki oleh seorang manajer profesional. Kemampuan ini bisa
dipelajari di sekolah-sekolah formal atau melalui kursus atau melalui buku-buku
manajemen. Ilmu manajerial yang hebat akan menjadi nilai lebih yang sangat
bagus bagi seorang manajer untuk dapat menjalankan organisasi secara efektif
dan efisien.
I.
Ciri-ciri dan karakteristik
Manajer Profesional
Ciri karakteristik seorang manajer profesional dapat diuraikan sebagai berikut
:
1. Menantang
Proses
Setiap kasus kepemimpinan yang terbaik selalu
melibatkan satu jenis tantangan. Apapun tantangannya, semua kasus melibatkan
perubahan dari statusquo. Tidak ada satu orang pun yang menyatakan telah
melakukan yang terbaik secara pribadi dengan terus mempertahankan banyak hal
tetap sama. Singkatnya, semua pemimpin menantang proses. Pemimpin adalah
pelopor,- orang yang bersedia melangkah ke luar dan memasuki apa yang belum
diketahui. Mereka bersedia mengambil resiko, melakukan inovasi dan percobaan
supaya bisa menemukan cara yang baru yang lebih baik untuk melakukan banyak
hal.
Sumbangan utama pemimpin adalah dalam mengenali
gagasan yang baik, dukungan kepada gagasan itu, dan kesediaan menantang sistem
supaya bisa mengaplikasikan dan mewujudkan gagasan itu.
2. Mengilhamkan
Wawasan Bersama
Pemimpin mengilhamkan wawasan bersama. Mereka
melayangkan pandangan ke seberang cakrawala waktu, membayangkan kesempatan
menarik yang disediakan setelah mereka dan peserta mereka sampai pada tujuan
yang jauh ini. Pemimpin mempunyai hasrat supaya sesuatu terjadi, untuk mengubah
cara banyak hal terjadi, menciptakan sesuatu yang tidak ada seorang pun pernah
menciptakannya sebelumnya.
Tapi ingat: orang yang tidak punya pengikut/peserta bukanlah pemimpin. Orang
baru akan mengikuti setelah mereka menerima wawasan pemimpin sebagai wawasan
mereka sendiri. Supaya bisa mengajak orang lain mempunyai wawasan, pemimpin
harus mengenal peserta mereka dan bicara dalam bahasa mereka. Dengan demikian
peserta tahu bahwa pemimpin memahami kebutuhan mereka.
3. Memungkinkan
Orang Lain Bisa Bertindak
Pemimpin teladan menarik dukungan dan bantuan semua
orang yang harus membuat kegiatan berjalan. Dengan satu cara, pemimpin
melibatkan mereka yang harus hidup dengan hasilnya, dan mereka memungkinkan
orang lain bisa melakukan pekerjaan dengan baik. Mereka memungkinkan orang lain
bisa bertindak. Pemimpin tahu bahwa tidak ada seorang pun yang melakukan apa
yang terbaik bagi dirinya kalau dia merasa lemah, tidak cakap, atau terasing;
mereka tahu orang yang diharapkan aktif harus mempunyai rasa kepemilikan.
Pemimpin tidak menimbun kekuasaan, tetapi mendelegasikannya. Pemimpin dengan
bangga bicara mengenai kerjasama tim, kepercayaan, dan pemberdayaan sebagai
unsur pokok upaya mereka.
4. Menjadi
Penunjuk Jalan
Pemimpin berjalan terlebih dahulu. Mereka memberikan
contoh dan membina komitmen melalui tindakan sehari-hari yang sederhana, yang
menciptakan kemajuan dan momentum. Pemimpin menjadi penunjuk jalan melalui
contoh pribadi dan pelaksaanaan yang penuh pengabdian. Supaya ia bisa menjadi
penunjuk jalan secara efektif, pertama-tama ia harus jelas terhadap prinsip
bimbingannya. Ia harus bisa membela kepercayaannya. Akan tetapi perbuatan
pemimpin jauh lebih penting daripada kata-kata mereka, dan harus konsisten
dengan kata-kata mereka.
5. Mendorong
Hati
Usaha mendaki ke puncak berat dan lama. Orang jadi
kehabisan tenaga, frustasi dan kehilangan semangat. Mereka sering tergoda untuk
menyerah. Pemimpin mendorong hati peserta mereka untuk jalan terus. Tindakan
kepedulian yang sesungguhnya bisa meningkatkan semangat dan menarik orang ke
depan. Misalnya apabila seorang berhasil dalam satu tugas tidak ada salahnya
diberikan ganjaran yang sepantasnya.
Dalam banyak kasus, pemimpin bukan hanya memberikan
dorongan kepada orang lain, akan tetapi harus juga dapat memberikan dorongan
kepada dirinya sendiri untuk terus bertahan dan berusaha untuk melayani dengan
sebaik-baiknya.
Ciri Khas Pemimpin yang Dikagumi Peserta/Pengikut.
Fakta dibawah ini adalah hasil survey yang dilakukan
suatu organisasi yang bergerak dalam penelitian kepemimpinan tentang sifat-sifat
pemimpin yang dikagumi pengikut mereka.
1. Jujur
Dalam
setiap survai, kejujuran lebih sering dipilih dibandingkan dengan ciri khas
kepemimpinan apapun lainnya. Ini secara konsisten muncul sebagai suatu unsur
yang paling penting dalam hubungan pemimpin-peserta. Jelas sekali, kalau kita
bersedia mengikuti seseorang-apakah ke medan pertempuran atau suatu rapat
tertentu, ke dalam rumah yang gelap, ke suatu kantor, atau ke garis depan-,
kita mula-mula ingin meyakinkan diri kita bahwa orang itu layak mendapatkan
kepercayaan kita. Konsistensi antara kata-kata dan perbuatan merupakan sarana
yang kita pergunakan untuk menilai apakah seseorang jujur.
2. Memandang
ke Depan
Kita mengharapkan pemimpin kita mempuyai rasa akan
arah, dan perhatian kepada masa depan organisasi. Tetapi apakah kita menyebut
kemampuan itu wawasan, impian, panggilan, tujuan, atau agenda pribadi, pesannya
sudah jelas: pemimpin harus tahu kemana mereka akan pergi kalau ingin
mengharapkan orang lain bersedia bergabung dengan mereka dalam perjalanan.
Dengan kemampuan memandang ke depan, yang dimaksudkan
orang bukanlah kekuatan ajaib untuk bisa meramalkan masa depan yang luar biasa.
Realita jauh lebih berpijak di bumi: kemampuan menetapkan atau memilih tujuan
yang diinginkan yang seharusnya dikejar oleh jemaat atau organisasi.
3. Memberikan
Inspirasi
Kita
juga mengharapkan pemimpin kita antusias, penuh semangat, dan positif tentang
masa depan. Kita mengharapkan mereka bisa memberikan inspirasi. Tidak cukup
seorang pemimpin untuk punya impian tentang masa depan. Seorang pemimpin harus
bisa menyampaikan wawasan dengan cara yang mendorong kita untuk bisa bertahan
dan bertindak.
4. Cakap
Supaya bisa mengajak orang dalam perjuangan orang
lain, kita harus berkeyakinan bahwa orang itu cakap membimbing kita ke tempat
yang kita tuju. Kita harus melihat pemimpin cakap dan efektif. Kalau kita
meragukan kemampuan pemimpin, kita tidak bisa diajak dalam perang suci. Kata
orang: kita tidak bisa memberikan kepercayaan dan diri kita kepada orang yang
tidak punya catatan keberhasilan.
Kecakapan yang dimaksud bukanlah dalam arti serba bisa. Tetapi seorang pemimpin
harus cakap di bidang mana dia memimpin. Misalnya seharusnya seksi olahraga
lebih cakap dalam menjelaskan masalah olah raga dibandingkan seksi kerohanian.
Jujur, Memandang ke Depan, Memberikan Inspirasi, dan
Cakap hasilnya : KREDIBILITAS.
Kita menginginkan pemimpin kita bisa dipercaya. Kita
harus merasa yakin kata-kata mereka bisa dipercaya, bahwa mereka akan melakukan
apa yang mereka katakan, bahwa mereka sendiri bergairah dan antusias dengan
arah yang mereka tuju, bahwa mereka mempunyai pengetahuan dan keahlian
memimpin. Kepemimpinan: Kalau kita tidak percaya kepada si pembawa pesan, maka
kita tidak akan mempercayai pesannya.
Kalau orang melihat bahwa pemimpin mereka memiliki
kredibilitas mereka akan bisa:
bangga mengatakan kepada
orang lain bahwa mereka bagian dari organisasi.
memiliki rasa semangat tim
yang kuat
memandang nilai-nilai pribadi
mereka konsisten dengan nilai-nilai organisasi.
merasa berhubungan dan
berkomitmen dengan organisasi.
mempunyai rasa memiliki
organisasi
Kredibiltas adalah atribut yang susah diperoleh. Dan
itu adalah kualitas manusia yang sangat rapuh. Ini diperoleh menit demi menit,
jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun. Tetapi
ini bisa hilang dengan sekejap kalau tidak dipelihara. Seorang pengikut bisa
memaafkan ketidaktepatan janji pemimpin, salah omong, keseleo lidah, tindakan
yang kurang hati-hati, atau beberapa kesalahan penting. Akan tetapi akan tiba
saatnya ketika batas kesabaran seorang pengikut apabila ketidak konsistenan
berlangsung terus-menerus. Disitu pemimpin kehilangan kredibilitas, dan amat
susah untuk mendapatkannya kembali.
Untuk
memahami lebih dalam tentang ciri-ciri pemimpin ada baiknya melihat pendapat
yang dikemukakan oleh George R.Terry. George R.Terry mengemukakan delapan
ciri-ciri pemimpin yaitu :
1.
Energi,
mempunyai kekuatan mental dan fisik
2.
Stabilitas
Emosi, seorang pemimpin tiddak boleh berprasangka jelek
terhadap bawahannya, ia tidak boleh cepat marah dan percaya pada diri sendiri
harus lebih besar.
3.
Humam
relationship, mempunyai pengetahuan tentang hubungan manusia.
4.
Personal
motivation, keinginan untuk menjadi pemimpin harus besar, dan dapat memotivasi
diri sendiri.
5.
communication
skill, mempunyai kecakapan untuk berkomunikasi.
6.
teaching
skill, mempunyai kecakapan untuk mengajarkan, menjelaskan
dan mengembangkan bawahannya.
7.
social
skill, mempunyai keahlian dibidang sosial, supaya
terjamin kepercaiaan dan kesulitan bawahannya, ia harus suka mendorong, senang
jika bawahannya maju, peramah serta luwes dalam pergaulan.
8.
technical
competent, mempunyai kecakapan menganalisis, merencanakan,
mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan dan mampu menyusun
konsep.
J. Cara
menciptakan Manajer SDM yang Profesional
Setiap orang
tentu bercita-cita mencapai puncak tertinggi karier profesionalnya. Namun, dari
waktu ke waktu, berbagai halangan datang menghambat dan perlu segera
dihadapi.
Berbagai masalah, mulai dari bayang-bayang rekan lain yang lebih produktif atau
memiliki kualitas lebih sehingga lebih unggul dibandingkan Anda, lambat laun
bisa memicu rasa frustrasi. Dengan pemikiran tersebut, dibutuhkan
setidak enam keterampilan berikut ini yang Anda butuhkan untuk meraih puncak
kesuksesan. Semua keterampilan ini dapat dipelajari, sehingga tidak ada alasan
bagi Anda untuk kalah dan berkecil hati.
Keterampilan berbicara
Kemampuan
berbicara merupakan suatu keterampilan yang mutlak dimiliki setiap profesional.
Kontak mata yang baik, penggunaan kosa kata yang bervariasi, dan kemampuan
menyesuaikan bahasa yang sesuai dengan audiens, merupakan karakteristik penting
dari seni berbicara. Pembicara yang baik membuat kehadirannya diingat oleh
orang-orang yang mendengarkan.
Praktikkan seni berbicara dengan siapapun dan setiap orang yang Anda temui.
Mahir dalam menjalani situasi sosial dan membangun jaringan, akan membantu Anda
menjalin hubungan kerja dan bisa sangat menguntungkan di masa depan.
Yakin dalam mengambil keputusan
Keragu-raguan
dan kebingungan bisa menjatuhkan kredibilitas seorang pemimpin. Seorang
pemimpin yang baik mampu membuat keputusan yang tepat. Jika Anda ingin dianggap
memiliki kualitas kepemimpinan, Anda harus memiliki karakteristik ini.
Apabila
Anda lebih dulu dilumpuhkan oleh rasa takut melakukan kesalahan, Anda akan
berakhir dengan tidak melakukan apa-apa, yang lebih buruk daripada mencoba dan
gagal.
Para pemberani siap mengambil risiko, dan mengetahui bahwa kesalahan dapat
diperbaiki. Belajarlah untuk mengevaluasi keputusan berbeda, baik yang pro dan
kontra, dan buat keputusan yang mendekatkan Anda terhadap penyelesaian tugas
yang diberikan. Kuncinya adalah memastikan bahwa keputusan Anda telah
dipikirkan mendalam dan beralasan.
Akuntabilitas
Salah satu faktor yang dibutuhkan untuk kesuksesan adalah bertanggung jawab,
baik untuk keberhasilan maupun kegagalan. Jika ingin dihormati oleh orang lain,
Anda harus berani mengakui kesalahan dan tidak mengambinghitamkan orang lain
atas kekurangan Anda.
Setiap orang membuat kesalahan, tetapi tes yang sesungguhnya adalah bagaimana
Anda bereaksi terhadap hal itu. Menempatkan diri sebagai sasaran tembak adalah
tanda dari orang yang ingin mencapai hal-hal besar dan siap dikritisi. Ini
merupakan tanda kepercayaan dan keyakinan diri. Mampu mengakui kesalahan
merupakan tanda kerendahan hati dan dapat mengumpulkan respek dari karyawan.
Sikap positif
Bersikap
positif tentang pekerjaan dan kehidupan juga penting. Sinisme tak berujung dan
kecenderungan untuk membenci orang, bisa membuat Anda terlihat sebagai individu
yang membenci pekerjaan dan tidak mendukung tujuan perusahaan di mata atasan.
Memang, kadang kita mengalami hari-hari yang sulit yang terasa seperti neraka.
Akan tetapi, Anda harus tetap optimistis dalam menghadapinya.
Pesimisme
hanya akan menyeret Anda ke jurang keputusasaan dan mungkin menjadi kurang
produktif. Jika Anda dapat memupuk pandangan positif, Anda akan mendorong orang
lain untuk bersikap lebih positif juga.
Membawa diri
Belajar
bagaimana membawa diri di depan orang lain merupakan aspek utama untuk sukses.
Penampilan yang baik, pakaian rapi, akan memproyeksikan citra keberhasilan di mata
orang lain--bahkan sebelum Anda mengucapkan sepatah kata pun.
Sejumlah
besar pengaruh Anda terhadap kolega, bos, atau klien didasarkan pada seberapa
baik Anda membawakan diri. Meskipun substansi juga sangat penting, memiliki
gaya yang baik untuk mendukung hal itu bukan hal yang buruk. Jangan lupa,
penampilan yang baik juga akan membuat Anda lebih percaya diri.
Manajemen waktu
Tidak
peduli seberapa baik Anda berpakaian, bagaimana positifnya Anda atau seberapa
baik kemampuan Anda berbicara, semua itu tidak ada artinya jika Anda tidak
dapat mengendalikan segala sesuatu. Ketidakmampuan memanajemen waktu membuat
Anda selalu berkejar-kejaran dengan pekerjaan, terburu-buru memenuhi tenggat
waktu dan menghasilkan kinerja di bawah standar.
Belajarlah
untuk membuat catatan rinci, daftar tenggat waktu dan tetapkan jadwal setiap
pekerjaan, untuk memastikan semua dilakukan dengan masih menyisakan waktu
luang. Dengan meningkatnya kualitas pekerjaan, Anda akan dipercayakan dengan
tanggung jawab yang lebih besar.
Berikut
adalah 7 keterampilan dan keahlian yang bisa mengantarkan ke kursi tertinggi
yang sudah Anda cita-citakan yaitu menjadi manajer yang professional :
1. Keahlian
berbicara.
Mungkin
terdengar sepele dan umum. Tetapi, tak semua orang memiliki kepercayaan diri
untuk berbicara di depan umum. Tak hanya itu, ada pula sebagian orang yang tak
berani berbicara dengan orang yang ia anggap lebih pandai atau lebih tua dari
dirinya. Kemampuan untuk bisa berbicara dengan ragam orang di ragam situasi
amatlah penting. Menjadi seorang pembicara yang andal membuat kehadiran Anda
amat diingat orang lain. Berlatihlah untuk bicara dalam ragam
kesempatan, seringlah mendengarkan dan menonton orang bicara di televisi.
2. Kepercayaan
diri dalam mengambil keputusan.
Seorang
pemimpin yang baik selalu mampu mengambil keputusan dan selalu memiliki
perhitungan ketika akan membuat keputusan. Jika kepemimpinan Anda lumpuh karena
takut melakukan keputusan yang salah, maka Anda tak akan melakukan apa pun.
Banyak pemimpin hebat melakukan keputusan-keputusan berisiko tinggi dan
menyadari bahwa kesalahan masih bisa dikoreksi. Kesalahan adalah pelajaran dan
kesuksesan yang tertunda. Belajarlah untuk menimbang pro dan kontra sebuah
permasalahan, pikirkan masak-masak, lalu buat keputusan. Jangan selalu bermain
aman setiap waktu, karena Anda tak akan membuat perbedaan atau membuat Anda
dikenang jika hanya melakukan hal itu-itu saja.
3. Akuntabilitas
Satu
hal yang menjadi bagian utama kesuksesan adalah kemauan untuk mengambil
tanggung jawab, baik untuk sukses dan kegagalan. Jika Anda ingin orang lain
menghargai Anda, maka memang ada kesalahan yang merupakan kesalahan Anda.
Akuilah, jangan mencari kambing hitam. Setiap orang melakukan kesalahan, tetapi
pembelajaran tersulitnya adalah bagaimana Anda bereaksi terhadap kesalahan itu.
Bagaimana Anda menyikapi kejadian yang sudah terjadi dan mengambil hikmahnya.
4. Sikap
positif
Orang
pesimis akan membawa orang-orang sekelilingnya merasa buruk dan jadi tak
terlalu produktif. Jika Anda bisa mengambil sisi positif dari keadaan yang
buruk, Anda akan mengajak orang lain untuk bersikap positif pula. Sikap dan
cara pandang positif dikontrol oleh pikiran Anda sendiri. Jangan melihat
permasalahan, tapi carilah solusinya.
5. Presentasi
diri
Pandai
membawa dan menempatkan diri dengan segala atribut adalah hal yang penting.
Baik itu cara Anda berpakaian, potongan rambut, cara Anda mendandani diri
berbicara lebih banyak tentang diri Anda sebelum Anda bicara. Jangan lupa,
bahwa dandanan dan penampilan Anda juga mendorong bagaimana
Anda membawakan diri Anda.
6. Atur
waktu
Nah,
ini juga adalah hal yang penting. Dandanan rapi, pandai bicara, tetapi tak bisa
mengatur apa pun, sama juga bohong. Ketidakteraturan berarti Anda akan selalu
mencoba menyelesaikan apa yang seharusnya menjadi pekerjaan Anda.
Ketergesa-gesaan menyelesaikan pekerjaan memberikan kesempatan untuk
kemungkinan terjadinya kesalahan. Belajarlah untuk menyimpan agenda yang
mencatat tenggat waktu dan mengatur jadual untuk pekerjaan Anda. Kemampuan
untuk bisa tepat waktu, bahkan lebih cepat dari waktu yang ditentukan bisa
membuat Anda dihormati. Karena ini berarti Anda adalah tipe orang yang bisa
menset gol yang menantang, dan bisa menggunakan waktu yang dimiliki secara
efisien.
7. Pandai
menemukan solusi
Ada
masalah di kantor? Ketidakefisienan pekerjaan pegawai, atau pemborosan
keuangan, atau apa pun itu. Jika Anda menemukan sebuah solusi, jalankan dan
usahakan. Mereka yang memiliki solusi dan membantu perusahaan ke arah yang
lebih baik, pasti akan menemukan jalan untuk menjadi yang teratas. Jangan hanya
berpangku tangan dan menunggu perintah. Inisiatif untuk menjadi seorang pemecah
masalah pasti selalu dihargai.
Sikap dan
Perilaku
Dalam
mengembangkan dan memajukan suatu organisasi manajer dengan pengaruh
kepemimpinan yang dimilikinya berkewajiban untuk memahami perilaku setia
karyawan yang berada dilingkungan kerjanya. karena itu dalam mewujudkan suatu
perilaku yang diinginkan oleh konsep manajemen maka seorang manajer
mengharuskan untuk mempergunakan kekuatannya. Kekuatan legitimasi,
penghargaan, dan koresif adalah bentuk dari kekuatan jabatan yang
digunakan manajer untuk mengubah perilaku karyawan (Richard L. Daft)
Dengan
ketiga bentuk kekuatan ini maka bagi pihak manajer berusaha untuk mengelola
berbagai perilaku karyawanagar tercapai bentuk ketaatan dalam kerja, ketaatan
berarti bawah pekerja akan menindahkan perintah dan melaksanakan
instruksi.
Seorang
manajer dalam mengarahkan para karyawan dalam melaksanakan pekerjaan tidak
hanya harus dilakukan atas dasar perintah dan sanksi yang akan diterima, namun
seorang pemimpin juga harus mengedepankan sikap kejiwaan yang teraplikasi dalam
bentuk personal power yang dimilikinya. Personal power atau kekuatan pribadi
itu tidak lahir begitu saja, namun melalui berbagai proses yang panjang, dalam
artian tidak mungkin seorang pemimpin bisa bijaksana jika ia tidak
bisa merasakan apa sesungguhnya dialami oleh bawahannya tersebut.
Karena yang harus diingat seperti yang dikatakan oleh
Ricard L Daft bahwa “bawahan mengikuti pimpinan karena rasa hormat, keagungan,
atau rasa sayang mereka atas sosok pemimpin mereka secara pribadi
atau ide-ide pimpinannya”. atau dengan kata lain pemimpin lebih di hormati dan
dikagumi karena kepemilikan karakter , bukan karena jabatan yang disandangnya.
Jabatan adalah amanah, namun budi pekerti serta karakter adalah sermin jiwa
yang terpancar dalam sikap, tindak, dan tanduk.
Buatlah agar karyawan merasa bahagia dengan apa yang dikerjakan. Manajer yang berhasil sangat
pandai mengidentifikasi kekuatan karyawannya dan sesekali memberi aplaus
karyawannya. Hal ini karena manajer yang baik tahu bahwa orang yang bahagia
akan menjadi orang yang produktif. Cobalah untuk memuji kelebihan karyawan baik
di depan umum atau secara pribadi.
·
Dalam
sebuah rapat bersama atasan Anda misalnya, utarakan sesuatu yang dilakukan
dengan baik oleh salah satu karyawan. Jika atasan Anda kebetulan menyampaikan
pada karyawan tersebut bahwa Anda mengatakan hal yang baik dan berusaha memberi
dukungan padanya, maka ia akan merasa kalau Anda menghargainya. Pujian semacam
itu akan diperhatikan.
·
Pujilah
suatu hal baik yang dilakukan karyawan secara pribadi. Utarakan pujian ini
ketika waktunya tepat. Jelaskan secara mendetail. Pembicaraan yang pribadi dan
singkat dapat memberikan dampak positif terhadap semangat kerja sehingga
memberikan motivasi yang lebih besar pada diri karyawan.
. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
·
Para
manajer mengorganisasi dan menempatkan pekerja-pekerja pada berbagai posisi,
artinya mereka menggunakan suatu proses dengan apa struktur dan alokasi
pekerjaan ditentukan dan kemudian mereka menempatkan orang-orang dalam jabatan
tersebut.
·
Para
manajer berkomunikasi dengan pihak bawahan, dengan para kolega dan dengan para
atasan. Dengan perkataan lain: para manajer meneruskan ide-ide kepada pihak
lain, untuk tujuan menciptakan suatu hasil yang diinginkan.
·
Para
manajer pemimpin dan mensupervisi artinya mereka mengusahakan agar pihak
bawahan bekerja kearah pencapaian tujuan dan sasaran-sasaran umum.
·
Para
manajer membuat keputusan-keputusan, artinya mereka mengembangkan suatu proses
dengan apa dipilih suatu arah tindakan-tindakan daripada alternatif-alternatif
yang tersedia untuk tujuan mencapai suatu hasil yang diinginkan.
·
Para
manajer memusatkan perhatian mereka pada sasaran-sasaran.
·
Para
manajer merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan (POLICIES) artinya,
mereka mengantisipasi masa yang akan datang dan menemukan macam-macam arah
tindakan-tindakan alternatif, setelah itu meraka menetapkan petunjuk-petunjuk
bagi keputusan-keputusan masa yang akan datang.
·
Para
manajer, yang mengukur hasil yang dicapai dan mengarahkannya ke arah tujuan
tertentu yang ditetapkan sebelumnya
DAFTAR PUSAKA
· Winardi,
DR., S.E. 2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rineka
Cipta